Senin, 08 Desember 2008

SURI TAULADAN SETAN


Celaan IQ jongkok sudah biasa meremukkan nama baik Bono Goro-Goro.Baginya kecerdasan adalah mutiara yang masih tersimpan dalam lautan zaman ,sementara jiwanya sudah punah dari berusaha pintar.
Adalah kyai Samber Nyowo,sang kakek Bono yang konon dikabarkan memiliki indra ke-6.Bagi kyai alam gaib adalah kampung keduanya.Sehingga beliau wafat, dan Bonolah pewaris tunggal dari indra spesial ini.
Pukul 24:00 WIB mata Bono menghantam langkah Sholeh yang menapaki jalan masjid sendirian. Sementara disamping Sholeh dilihatnya setan yang dulu enggan bersujud kepada Nabi Adam. Si bangsat yang konon berjanji menyesatkan seantoro cucu Adam itu. Bergelagat ingin menyeret Sholeh kembali berselimut dan berbantal.
Sesekali bubuk la’nat tertabur pada mata Sholeh, Sementara bengasnya rasa kantuk hampir-hampir mengusirna dari pintu tahajjud. Tapi, tidak bagi Sholeh hari itu ia ingin menghadap tuhannya sepayah dan sekuat tuk apapun. Syetan yang merasa gagal belum putus asa, Ia mencoba mengacaukan takbirotul ihrom si Sholeh, agar salatnya tidak sah.
Tak habis pikir, setelah si Sholeh tetap khusu’, setan itu mengecil. Pelan tapi pasti ia masuk pada lubang telinga Sholeh, dari gelagatnya ia menuju pada syaraf otak Sholeh. Si bangsat itu menampakkan gambar jemuran ,gambar ibu Sholeh yang dikabarkan sakit, dan seabrek permasalahan Sholeh. Ia ingin Sholeh lalai pada tuhannya, sehingga Sholeh bisa menjadi temannya sebagai kayu bakar kelak.
Dengan ngakak kecil Bono mengacungkan jempol dari kejauhan buat Sholeh yang ternyata tetap khusuk. Settan keluar dari persembunyiannya sembari menunjukkan kengototannya berhasil, Walau seabrek godaan telah ia coba dan gagal.
Kegagalan selalu membuat si bangsat setan beride baru. Ia kembali mengecil dan secepat mungkin bergeges menuju lipatan pantat si Sholeh sembari meniupkan angin kecil “pletuk”, tanpa suara dan tak bau.
Gamang antara kentut dan bukan membuat pecahnya konsentrasi Sholeh. Ia hampir membatalkan. Akan tetapi, keraguan masih bersarang, sehingga ia tak merasa bahwa dia sedang menghadap rabbnya. Plin-plan menjadikannya shalat tapi tidak shalat.
Sembari ngakak, setan berjingkraan senang bareng teman-temannya. Penglihatan Bono mendapati masjid itu seperti tempat pesta kemenangan. Sementara Sholeh membatalkan shalatnya setelah duduk diantara dua sujud pada rakaat terakhir.
Kemenangan setan menjadi hikmah sendiri bagi Bono. Ia mulai belajar dari setan yang tak mudah putus asa menggoda dan menyesatkan manusia. Sehingga kemenangan sering setan dapatkan.
Dengan jiwa yang sedang tak gersang dari keoptimisan, Bono yakin, bila ia tak mudah putus asa dan mau belajar sungguh-sungguh. Pasti takdir mampu mendepak julukan “Bono Goro-Goro si IQ jonkok.

Tidak ada komentar: